BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah penelitian untuk mengetahui langkah apa yang akan
dilakukan selanjutnya oleh seorang peneliti untuk menuntaskan penelitiannya,
maka seorang peniliti harus tau menggunakan pendekatan apa yang pas dengan
jenis penelitiannya tersebut. Studi kasus adalah merupakan salah satu strategi
dalam sebuahpenelitian kualitatif. Menurut John W. Creswell:
Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses,
atau sekelompok individu.Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan
peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.[1]
Dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang Penelitian Studi Kasus (Desain dan
Metode).Adapun batasan dalam makalah ini agar lebih terarah, pemakalah
menjelaskan tentang pengertian studi kasus, jenis-jenis studi kasus,
langkah-langkah penelitian studi kasus, pengertian desain dan metode.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Studi Kasus
Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis strategi dalam
penelitianqualitative.[2]Donald
Ary mengatakan dalam bukunya “Introduction to Research in Education Eight
Edition” bahwa a case study is a qualitative examination of single
individual, group, event, or institution.[3]Menurut
John W. Creswell:
Studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses,
atau sekelompok individu.Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan
peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.[4]
Lisa
M. Given dalam bukunya “The Sage Encyclopedia of Qualitative Research
Methods“ mengungkapkan bahwa “A case study is a research approach in
which one or a few instances of a phenomenon are studied in depth.”[5]Penelitian
kasus atau studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif
terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala
tertentu.Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah
atau subyek yang sangat sempit.Tetapi ditinjau dari sifat penelitian,
penelitian kasus lebih mendalam.[6]
Studi
kasus pada intinya adalah meneliti kehidupan satu atau beberapa komunitas,
organisasi atau perorangan yang dijadikan unit analisis, dengan menggunakan
pendekatan kualitatif.[7]
Contoh
penelitian studi kasus :
Disuatu
kelas terdapat seorang siswa yang sangat menonjol, lain Dari yang lain. Jika
diajar tidak pernah tenang, sifatnya keras suka membantah.Sikapnya
berang.Tetapi prestasinya luas biasa baik.Siswa seperti ini pantas dijadikan
“kasus”, artinya dijadikan subjek dalam penelitian kasus.
Didalam
penelitian tersebut siswa diselidiki apa sebab mempunyai tingkah laku demikian.
Apa latar belakangnya, bagaimana sejarahnya dan seterusnya.
Penelitian
yang dilakukan oleh peneliti terhadap satu sekolah misalnya penelitian tentang
pelaksanaan UKS disekolah tersebut dapat juga dipandang sebagai penelitian
kasus.Kesimpulan penelitian kasus tersebut hanya berlaku bagi sekolah yang
diteliti.
Contoh
lain: peneliti ingin mengetahui penggunaan buku paket disalah satu SMP di
daerah istimewa Yogyakarta. Dengan bermacam-macam pertimbangan akhirnya
peneliti menentukan SMP XXX sebagai tempat penelitiannya.Setelah data terkumpul
dan diolah maka peneliti memperoleh kesimpulan mengenai bagaimana SMP XXX
menggunakan paket.Kesimpulan tersebut hanya berlaku bagi SMP XXX itu saja.[8]
B. Jenis-Jenis Studi Kasus
1. Studi kasus
kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu
dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya.
Studi ini sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya
kurang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
2. Studi kasus
observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi
peran-serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya
pada suatu organisasi tertentu. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus
studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu
kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
3. Studi kasus
sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan
narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah
hidup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir
hingga sekarang, masa remaja, sekolah, topik persahabatan dan topik tertentu
lainnya.
4. Studi kasus
kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study)
yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar
(kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus
organisasi dan studi kasus observasi.
5. Studi kasus
analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap
peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa paa
sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang
terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala
sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
6. Mikroethnografi,
merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat
kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi
yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.
C. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
1. Pemilihan
kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive)
dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan
objek orang, lingkungan, program, proses, dan masyarakat atau unit sosial.Ukuran
dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat
diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-sumber yang tersedia.
2. Pengumpulan
data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang lebih
dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis
dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara
pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.
3. Analisis
data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi,
dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi
merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna
menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori
atau dimasukkan ke dalam tipologi.Analisis data dilakukan sejak peneliti di
lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau
setelah selesai dan lapangan.
4. Perbaikan
(refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus
hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru
terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan
peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru,
data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.
5. Penulisan
laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan
mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan
dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.
D.
Desain dan Metode
1.
Pengertian Desain
Desain
penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian.Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan
masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan.Desain
penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi
atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.[9]
Oleh
karena itu, sebuah desain penelitian yang baik akan menghasilkan sebuah proses
penelelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi desain penelitian dibagi
menjadi dua, yaitu (1) desain penelitian eksploratif dan (2) konklusif. Desain
penelitian konklusif dibagi lagi menjadi dua tipe, yaitu (1) dekriptif dan (2)
kausal. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau
situasi untuk mendaptkan pengetahuan dan pemahaman yang baik dan mendalam
tentang masalah atau situasi yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggmbarkan sesuatu.
Penelitian
deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti,
hipotesis yang spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan.
Desain
penelitian harus mampu menggambarkan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu peneliti dalam
pengumpulan dan menganalisis data. Penelitian adalah suatu proses mencari
sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode
ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku untuk dapat menghasilkan suatu
penelitian yang baik.
Oleh
karena itu, untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan
desain penelitian yag benar-benar dapat mengarahkan peneliti dalam setiap tahap
penelitiannya.Secara singkat, desain penelitian dapat didefinisikan sebagai
rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti
empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam
pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah
penelitian.
b.Pemilihan
kerangka konseptual;
c. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat
hipotesis;
d.
Membangun
penyelidikan atau percobaan;
e. Memilih serta mendefinisikan pengukuran
variabel-variabel;
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang
digunakan
g.Menyusun
alat serta teknik untuk mengumpulkan data
h.Membuat
coding, serta mengadakan editing dan processing data;
i. Menganalisa data dan pemilihan prosedur
statistik;
j. Penulisan laporan hasil penelitian.[10]
Desain penelitian
menentukan ranah kemungkinan generalisasi apakah interpretasi yang dicapai
dapat digeneralisasikan terhadap suatu populasi yang lebih besar atau
kondisi-kondisi yang berbeda.(Nachmias dan Nachmias, 1976, hlm 77-78 dalam Yin,
1987).Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok desain penelitian adalah
membantu peneliti menghindari data yang tak mengarah ke pertanyaan-pertanyaan
awal penelitian. Dalam metode studi kasus, terdapat lima komponen desain
penelitian yang substansial, yaitu:
1.
Pertanyaan-pertanyaan
penelitian (study’s questions)
2.
Proposisi, jika
ada
3.
Unit-unit
analisis
4.
Logika yang
mengaitkan data dengan proposisi yang ada
5.
Kriteria untuk
menginterpretasikan hasil temuan
Sedangkan, kriteria penetapan kualitas desain
penelitian menurut uji logika tertentu, antara lain:
1.
Validitas
KonstrukMenetapkan ukuran operasional yang benar untuk konsep-konsep yang akan
diteliti.
2.
Validitas Internal
(hanya untuk penelitian dengan metode explanatory dan causal)Menetapkan
hubungan kausal, di mana kondisi-kondisi tertentu ditunjukkan guna mengarahkan
kondisi-kondisi lain, sebagaimana dibedakan dengan hubungan semu.
3.
Validitas Eksternal
Menetapkan
ranah di mana temuan suatu penelitian dapat divisualisasikan.
4.
Reliabilitas
Menunjukkan
bahwa pelaksanaan sebuah penelitian seperti prosedur pengumpulan data dapat
diinterpretasikan dengan hasil yang sama.
2.
Pengertian
Metode
Metode
berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.[11]
Dalam
penelitian kualitatif terdapat berbagai metode penelitian yang digunakan
peneliti untuk memudahkan dan mencapai hasil penelitian secara efektif dan
tepat sasaran. Tiap-tiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri,
terutama terkait tentang cara untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti
empiris.
Studi
kasus adalah sebuah metode penelitian di mana pertanyaan “how” (bagaimana) dan
“why” (mengapa) diajukan dalam sebuah penelitian, saat peneliti memiliki
sedikit kontrol atas sebuah kejadian dan berfokus pada fenomena kontemporer
yang memiliki konteks dengan kehidupan nyata dari individu, kelompok,
komunitas, maupun organisasional. Studi kasus terbagi lagi menjadi
metode-metode yang lebih spesifik, seperti: Pertama, descriptive, yaitu
merupakan metode penelitian studi kasus yang fokus pada penguraian kasus yang
sedang diteliti. Kedua, exploratory, yaitu penyelidikan secara mendalam
misalnya peneliti yang terlibat langsung dengan obyek yang sedang diteliti.Ketiga,
explanatory, yaitu peneliti memberikan keterangan-keterangan yang rinci dan
penjelasan terhadap kasus yang diteliti.Apapun tipenya, peneliti harus fokus
pada aspek penyusunan dan penyelenggaraannya agar mampu menghadapi
kritik-kritik tradisional terhadap metode yang dipilih.
Studi
kasus merupakan sebuah eksplorasi dari sistem pembatasan sebuah kasus (atau
multiple kasus) secara terperinci , pengumpulan data secara mendalam baik
melalui berbagai sumber informasi. Sebagai salah satu strategi penelitian,
studi kasus merupakan bagian dari keraguan dari semua usaha penelitian
ilmu-ilmu sosial, namun studi kasus selalu menggunakan dan melihat berbagai
situasi guna menambah pengetahuan mengenai individu, kelompok, organisasi,
sosial, politik, dan fenomena terkait.Tidak mengejutkan sehingga studi kasus
menjadi salah satu metode penelitian rujukan bagi fenomena sosial yang
kompleks, seperti ilmu-ilmu psikologi, sosiologi, politik, bisnis, dan
perencanaan komunitas. Studi kasus mengesahkan peneliti untuk memakai dan
menguasai karakter-karakter penting dari suatu kehidupan nyata, misalnya siklus
kehidupan individu, organisasi, proses manajerial, perubahan lingkungan,
hubungan internasional, dan proses pertumbuhan industri.
Studi
kasus menjadi metode paling sesuai untuk fase penyelidikan dari sebuah
penelitian karena mengedepankan survey dan proses historis sebagai jalan untuk
penjelasan yang bersifat sebab musabab (kausalitas). Meskipun demikian, metode
studi kasus hanya merupakan persiapan metode penelitian dan tidak dapat
digunakan untuk menggambarkan atau menguji suatu masalah.
Beberapa
tantangan dalam penggunaan studi kasus sebagai sebuah metode, antara lain:
1. Peneliti
harus mengidentifikasi kasus yang akan diteliti dan melakukan sistem
pembatasan, mengenali beberapa opsi yang mungkin untuk dijadikan pilihan dan
memahami kasus atau isu yang layak untuk diteliti.
2. Peneliti
harus mempertimbangkan untuk mempelajari satu atau banyak kasus. Motivasi
peneliti untuk mempertimbangkan banyak kasus adalah ide dari generalisasi
sebagai substansi dari penelitian kualitatif.
3. Memiliki
cukup informasi untuk mempresentasikan gambaran dari kasus yang membatasi
nilai-nilai dari beberapa studi kasus. Dalam perencanaan studi kasus, harus
terjadi pembangunan acuan pengumpulan data dimana informasi-informasi
dispesifikasikan menjadi data-data yang benar-benar dibutuhkan dalam melakukan
penelitian.
4. Memutuskan
pembatasan dari sebuah kasus, termasuk pembatasan dalam hal waktu, kejadian,
dan proses karena beberapa studi kasus cenderung tidak memiliki poin permulaan
dan akhir yang jelas.
BAB III
SIMPULAN
Studi kasus merupakan strategi
penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu
program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.Kasus-kasus
dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara
lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu
yang telah ditentukan.
Desain penelitian adalah
kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.Pola desain
penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun
prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan.Desain penelitian memberikan
gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan
untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.
Metode berasal
dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
[1]
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed, Edisi KetigaBandung : Pustaka Pelajar, 2008.h. 19.
[2]John
W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,
Edisi KetigaBandung : Pustaka Pelajar, 2008.h. 19.
[3]
Donald Ary “Introduction to Research in Education Eight Edition, United State :
Wadsworth Cengage Learning, 2010, h. 180.
[4]
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, h. 19.
[5]Lisa
M. Given, The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods,
Singapore: Sage Publications, 2008, h.
68.
[6]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V , Jakarta :Rieneka Cipta, 2010,h. 120.
[7]
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi
Aksara, 2007, h. 141.
[8]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V , Jakarta :Rieneka Cipta, 2010,h. 121.
[9]Yulliana,
Teori dan Tekhnik Pembuatan Desain Penelitian, http://www.kopertais2.or.id/diakses pada
hari rabu 4 Desember 2013 pukul 12:00
Wita.
[10]Yulliana,
Teori dan Tekhnik Pembuatan Desain Penelitian, http://www.kopertais2.or.id/diakses
pada hari rabu 4 Desember 2013 pukul
12:00 Wita
[11]Abrar, Desain Studi Kasus Metode,http://www.slideshare.net/Hennov/desain-studi-kasus-metode-ilmu-politik-kualitatifdiakses
pada hari kamis 5 Desember 2013 pukul 02:00
Wita.
Maaf,saya ijin copy.Thanks,GOD Bless.
BalasHapusterimakasih artikel makalahnya, saya ijin mencuplik. Semoga bermanfaat dan barokah :)
BalasHapusTerimakasih untuk artikel makalahnya. sangat bermanfaat :)
BalasHapusIjin copy ya, bermanfaat .... semoga barokah dan dibalas Allah SWT!
BalasHapusterima kasih.
BalasHapussaya ijin mencuplik. sangat bermanfaat
Terima kasih, ini sangat bermanfaat.
BalasHapusSaya ijin mengutip