Pages - Menu

Minggu, 28 Desember 2014

STRES DALAM ORGANISASI



BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang penat juga akan dapat menyebabkan sters dalam bekerja.
Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan dalam bekerja. Apabila seseorang yang mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam bekerja dan beroganisasi.
Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga harus stabil agar terjadi singkronisasi yang harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang terjadi dilingkungan organisasi. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang dapat mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat dicegah.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi pada setiap karyawan atau pekerja. Mereka mengalami stres karena pengaruh dari pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami stres dalam bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, disinilah muncul peran dari organisasi untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan (stres) yang dialami oleh pekerjanya. Dalam hal ini organisasi dapat menentukan penanganan yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak mengurangi kinerja karyawan tersebut.
Melihat kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui bagaimana stres dan penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam organisasi. Secara lebih jelas mengenai stres dan stres dalam organisasi akan kami  bahas dalam makalah ini yang akan memberikan gambaran mengenai stres yang sering dialami.














BAB II
STRES DALAM ORGANISASI

A.      Pengertian Stres
Istilah stres berasal dari bahasa latin, yaitu strictus yang berarti ketat atau sempit, dan menjadi kata kerja stringere yang artinya “mengetatkan
Masalah-masalah tentang stres kerja pada dasarnya sering dikaitkan dengan pengertian stres yang terjadi dilingkungan pekerjaan, yaitu dalam proses interaksi antara seseorang karyawan dengan aspek-aspek pekerjaannya. Didalam membicarakan stres kerja ini perlu terlebih dahulu mengertikan stres secara umum.
Stres menurut Charles D. Spielboger (Ilandoyo, 2001) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntan eksternal mengenai seseorang, misalnya objek-objek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar seseorang.[1]
Stres sebagai suatu istilah payung yang merangkumi tekanan, beban, konflik, keletihan, ketegangan, panik, gemuruh, kemurungan dan hilang daya. Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, sebagai hasil pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks atau menunjukkan sikap yang tidak koperatif.[2]
Stres juga bukan hanya disebabkan oleh masalah-masalah pekerjaan dikantor atau perusahaan, tetapi stres juga bisa disebabkan oleh masalah-masalah yang terjadi diluar pekerjaan kantor atau perusahaan, yang disebut off the job, seperti misalnya:
1.      Kekhawatiran tentang financial
2.      Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
3.      Masalah-masalah fisik
4.      Masalah-masalah perkawinan
5.      Perubahan-perubahan yang terjadi ditempat tinggal
6.      Masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.[3]
B.   Jenis Stres dan Gejala Stres di Tempat Kerja
1.    Jenis Stres
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
a.       Eustress, yaitu hasil dari respons terhadap stres yang bersifat sehat, positif dan konstruktif (bersifat membangun).
b.      Distres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif dan destruktif (bersifat Merusak).
2.    Gejala Stres di Tempat kerja
Adapun gejala stres di tempat kerja sebagai berikut :
a.       Kepuasan kerja rendah
b.      Kinerja yang menurun
c.       Semangat dan energi jadi hilang
d.      Komunikasi tidak lancar
e.       Pengambilan keputusan jelek
f.       Kreativitas dan inovasi kurang
g.      Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif
Semua yang disebutkan di atas perlu dilihatkan dalam hubungannya dengan kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya. Menurut Braham (2001), gejala stres dapat berupa tanda-tanda berikut ini :
a.       Fisik, yaitu sulit tidur atau tidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi.
b.      Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-rubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, agresip terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah menyerang dan kelesuan mental.
c.       Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikirann hanya dipenuhi satu pikiran saja.
d.      Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan kepada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atua menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.[4]
C.   Penyebab Stres
Stresor adalah penyebab stres, yakni apa saja kondisi lingkungan tempat tuntutan fisik dan emosional pada seseorang. Terdapat banyak stresor dalam organisasi dan aktivitas hidup lainnya. Stresor yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu:
1.   Lingkungan Fisik
Beberapa stresor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, seperti terlalu bising, kurang baiknya penerangan ataupun risiko keamanan, stresor yang bersifat fisik juga keliatan pada setting kantor, teramasuk rancangan ruang kantor yang buruk, ketiadaan privasi, lampu penerangan yang kurang efektif dan kualitas udara yang buruk.
2.   Stres karena Peran atau Tugas
Stresor karena peran atau tugas termasuk kondisi di mana para pegawai mengalami kesulitan dalam memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dia mainkan dirasakan terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada tempat mereka bekerja.
Stresor ini memilik empat penyebab utama, yakni :
a.       Konflik peran
b.      Peran mendua atau ambiguitas
c.       Beban kerja
d.      Karakteristik tugas
3.    Penyebab stres antarpribadi (inter personal stressors)
Stresor ini akan semakin bertambah ketika karyawan dibagi dalam divisi-divisi dalam suatu departemen yang berkompetisikan untuk memenangkan target sebagai divisi terbaik dengan reward yang menggiurkan. Perbedaan karakter, keprinadian, latar belakang, persepsi dan lain-lainnya memungkinkan munculnya stres.
4.   Organisasi
Banyak sekali ragam penyebab stres yang bersumber dari organisasi. Pengurangan jumlah pegawai merupakan salah satu penyebab stres yang tidak hanya untuk mereka yang kehilangan pekerjaan, namun juga untuk mereka yang masih tinggal. Secara khusu mereka yang masih tinggal mengalami peningkatan beban kerja, peningkatan rasa tidak aman dan tidak nyaman dalam bekerja serta kehilangan rekan kerja. Renstrukturisasi, privatilasi, merger dan bentuk-bentuk lainnya merupakan kebijakan perusahaan yang berpotensi munculnya stres. Para pekerja harus menghadapi peningkatan ketidak-amanan dalam bekerja, bimbang dengan tuntutan pekerjaan yang semakin banyak dan bentuk-bentuk baru dari konflik antarpribadi.[5]
D.   Manajemen stres atau cara mengatasi stress
Ada dua pendekatan dalam manajemen stres, yaitu:
1.       Pendekatan Individual
a.        Penerapan manajemen waktu
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi stres. Dikarenakan setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang sangat besar dan perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan merelaksasikan tubuh dari kepadatan jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang baik antar waktu bekerja, beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara jam7 pagi sampai jam 6 sore, setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat disaat itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
b.      Penambahan waktu olah raga
Dalam tubuh manusia diperlukan olah raga yang dapat mengatur dan merangsang syaraf motorik dan otot-otot sehingga membuat badan kita menjadi bugar. Ketahanan fisik yang dimiliki pun akan semakin baik. Olah raga pun bisa dilakukan seminggu 3 kali atau 1 minggu sekali. Bisa dengan joging di pagi atau di sore hari, cukup melakukan olah raga yang ringan.
c.        Pelatihan relaksasi
Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya membuat tubuh menjadi lelah dan diperlukan relaksasi yang membantu menenangkan tubuh yang tegang menjadi relaks. Merefresh otak yang sudah di pakai untuk bekerja setiap hari. Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan mendengarkan musik atau menonton film sambil bersantai. Namun ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.
d.       Perluasan jaringan dukungan social
Berhubungan dengan banyak orang memang sangat diperlukan. Selain dengan mempermudah dalam pekerjaan, dengan memiliki banyak jaringan pertemanan juga bisa kita manfaatkan sebagai tempat berbagi dalam memecahkan masalah yang di alami. Terkadang setiap orang hal seperti ini sangat diperlukan sekali. Karena itu manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.
2.       Pendekatan Organisasional
a.        Menciptakan iklim organisasi yang mendukung.
Banyak organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang tinggi yang menyertakan infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang sungguh-sungguh. Strategi pengaturan mungkin membuat struktur lebih desentralisasi dan organik dengan membuat keputusan partisipatif dan aliran keputusan ke atas. Perubahan struktur dan proses struktural mungkin akan menciptakan iklim yang lebih mendukun bagi pekerja, memberikan mereka lebih banyak kontrol terhadap pekerjaan mereka, dan mungkin akan mencegah atau mengurangi stres kerja mereka.
b.        Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
Pada dasarnya kemampuan ilmun atau skill yang dimiliki oleh setiap orang mungkin akan berbeda satu dengan yang lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat menunjang sekali terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang baik dan penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik. Seperti halnya seorang petani yang tidak tahu bagaimana seorang nelayan yang mencari ikan, tentunya akan kesulitan.
c.        Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasi
Konflik dalam sebuah organisasi mungkin adalah hal yang wajar dan mungkin sering juga terjadi. Konflik apapun yang terjedi tentunya akan menimbulkan ketidak jelasan peran suatu organisasi tersebut. Mengidentifikasi konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna mengurangi atau mencegah stres itu sendiri. Setiap bagian yang dikerjakan membutuhkan kejelasan atas setiap konflik sehingga ambisi itu tidak akan terjadi. Peran organisasi itu yang bisa mengklarifikasikan suatu konflik yang terjadi sehingga terjadilah suatu kejelasan dan bisa menegosiasikan konflik.
d.       Penetapan tujuan yang realistis.
Setiap organisasi pastinya memiliki suatu tujuan yang pasti. Baik bersifat profit maupun non profit. Namun tujuan organisasi itu harus juga bersifat real sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Kemampuan suatu organisasi dapat dilihat dari skill yang dimiliki oleh setiap orang anggotanya. Dengan tujuan yang jelas dan pasti tentunya juga sesuai dengan kemampuan anggotanya maka segala tujuan pasti akan tercapai pula. Namun sebaliknya jika organisasi tidak bersikap realistis dan selalu menekan anggotanya tanpa adanya kordinasi yang jelas stres itu akan timbul.
e.        Pendesainan ulang pekerjaan.
Stres yang terjadi ketika bekerja itu kemungkinan terjadi karena faktor kerjaan yang sangat berat dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah membuat teknik cara pengerjaannya. Terkadang setiap orang mengerjakan pekerjaan yang sulit terlebih dahulu dari pada yang mudah. Seseorang akan terasa malas dan enggan untuk mengerjakan pekerjaannya ketika melihat tugas yang sudah menumpuk maka akan timbul stres. Strategi yang dilakukan adalah melakukan penyusunan pekerjaan yang mudah terlebih dahulu atau pekerjaan yang dapat dikerjakan terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit pekerjaan yang menumpuk pun akan terselesaikan. Dengan kata lain stres pun bisa dihindari dan bisa dikurangi.
f.        Perbaikan dalam komunikasi organisasi.
Komunikasi itu sangatlah penting sekali dalam berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama anggota yang tergabung dalam satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan program yang akan dilakukan. Komunikasinya pun harus baik dan benar. Perbedaan cara kordinasi dan instruksi ke atasan mau pun bawahan. Sering sekali terjadi kesalahan dan tidak mampu menempatkan posisi dan jabatan sehingga terjadi kesalahan dalam mengkomunikasikan.
g.       Membuat bimbingan konseling
Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang. Psikologis seseorang terganggu sekali ketika stres itu menimpa. Rasa yang tidak tahan dan ingin keluar dari tekanan-tekanan yang dirasakan tentunya akan menambah rasa stres yang dihadapinya. Konseling dengan psikolog sedikitnya mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.[6]





















BAB III
SIMPULAN

Stres juga bukan hanya disebabkan oleh masalah-masalah pekerjaan dikantor atau perusahaan, tetapi stres juga bisa disebabkan oleh masalah-masalah yang terjadi diluar pekerjaan kantor atau perusahaan.
Stresor adalah penyebab stres, yakni apa saja kondisi lingkungan tempat tuntutan fisik dan emosional pada seseorang. Terdapat banyak stresor dalam organisasi dan aktivitas hidup lainnya. Stresor yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu: lingkungan fisik, stres karena peran atau tugas, penyebab stres antarpribadi, dan organisasi.
Ada dua pendekatan dalam manajemen stres, yaitu: pendekatan individual dan pendekatan organisasional.










DAFTAR PUSTAKA

RivaiVeitzal dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012


RivaiVeitzal, Manajemen Sumber daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004


Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KTD), Manajemen Berbasis Syariah, Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2012


RivaiVeitzal dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012


Sopiah, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008


http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_stres


[1] Veitzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012), h.307
[2] Veitzal Rivai, Manajemen Sumber daya Manusia Untuk Perusahaan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,2004),  h.516
[3] Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KTD), Manajemen Berbasis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Presindo,2012), h.301
[4] Veitzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012), h.309
[5] Sopiah, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), h.87-89
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_stres

1 komentar:

  1. Thanks infonya. Oiya ngomongin stres, ternyata ada loh cara sederhana untuk mengatasi stres di tempat kerja. Penasaran kayak apa? Cek di sini ya: Cara mudah atasi stres di kantor, simak baik-baik

    BalasHapus